Bukan menggurui namun murid yang berbagi catatan kehidupan

Kebahagiaan adalah Rasa Sedih yang Tertunda

             Setiap manusia pasti ingin merasa selalu bahagia. Tetapi manusia tidak mungkin tidak pernah merasakan kesedihan bahkan banyak yang hanyut dalam kesedihannya tersebut. Mungkin karena manusia lupa bahwa di dunia ini tiada yang abadi. Percaya atau tidak, yang "selalu ada" itu "tiada", namun yang "tiada" itu "ada". Kita sering melupakan hal tersebut. Kita terlalu memikirkan kebahagiaan di hari kemarin, sehingga kita tidak siap jika hari ini ada masalah yang membuat kita merasa sedih menimpa kita, kemudian kita hanyut dalam kesedihan. 
             Dalam mengahadapi masalah, yang kita perlukan adalah ketenangan. Ibaratkan di saat malam hari, dalam sebuah rumah ada seorang penghuni dan penghuni tersebut adalah pikiran kita, rumah tersebut sendiri adalah raga kita dan lampu dalam rumah itu adalah perasaan kita. Ketika lampu dalam rumah itu redup atau mati, jika kita tergesa-gesa atau panik, kita mungkin dapat merusak barang-barang dalam rumah tersebut karena kita tidak bisa melihat apapun. Bahkan jika kita hanya terdiam tanpa mencari jalan keluar, bolam lampu yang rusak tersebut tidak akan menyala dengan sendirinya. Berbeda jika kita dengan tenang, perlahan-lahan keluar dari rumah dengan tenang, setelah keluar dari rumah kita mencari toko bolam lampu kemudian kita membeli bolam lampu baru untuk menggantikan bolam lampu yang redup dalam rumah, tidak akan ada yang barang dalam rumah kita yang rusak. Jika kita tidak mampu membeli sendiri bolam lampu itu, kita dapat meminta bantuan kepada tetangga kita. Namun tetap yang dibutuhkan adalah ketenangan. Tidak berbeda dengan ketika kita punya masalah, saat perasaan kita sedang hancur atau ketika kita merasa sakit hati, jika kita terlalu tergesa-gesa dalam menghadapinya  atau terlalu tunduk terhadap emosi kita, kita hanya akan menyiksa diri sendiri bahkan kita akan menemui jalan yang salah. Ditambah lagi jika kita hanya terdiam, pasrah dengan keadaan dan hanya berkeluh kesah mengharap belas kasih dari orang lain, masalah yang kita hadapi tidak akan selesai dengan sendirinya.
            Di sisi lain, selain kita harus merasa tenang dalam menghadapinya, kita harus dapat menerima sebuah kesedihan dengan lapang dada. Semakin kita menolak kesedihan itu, makan semakin pula ia memberontak. Karena kesedihan itu bagian dari dalam diri kita. Kesedihan itulah yang membentuk kita menjadi semakin dewasa. Bersyukurlah mereka yang bisa merasakan kesedihan, itu berarti Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menjadi lebih dewasa. Ibaratkan jika dalam dunia bisnis, kesedihan tersebut adalah seorang rentenir dan kebahagiaan adalah jangka waktu pembayaran. Ketika kebahagiaan telah habis waktunya, kesedihan akan datang menagih hutang-hutang kita laksana seorang rentenir, Semakin keras kita menolaknya, semakin memberontak maka semakin kesedihan itu akan menyiksa kita. Anggap saja, kebahagiaan itu sebuah kesedihan yang tertunda. Jadi kita siap menghadapi jika sewaktu-waktu kesedihan menghampiri kita. Dan anggap sebuah kesedihan itulah yang membentuk kebahagiaan. Semakin besar sebuah masalah atau semakin kita merasa sedih, makan semakin besar pula kebahagiaan yang kita dapat ketika kita telah menemukan solusinya (:




0 comments:

Posting Komentar

Kebahagiaan adalah Rasa Sedih yang Tertunda