Hari ini begitu luar biasa. Saya habiskan hari ini dengan melangkahkan kaki ke kota sebelah, Jogja. Namun, bagi saya yang membuat hari ini menjadi luar biasa bukanlah petualangan saya di Jogja hari ini, melainkan sebuah pelajaran yang saya petik dari kisah teman saya.
Pagi tadi, hp saya berbunyi. Sebuah pemberitahuan bahwa ada pesan Line yang masuk. Ternyata pesan tersebut berasal dari Aini, sahabat saya. Aini menceritakan bahwa ia mendapat kiriman bunga dari seorang pria yang merupakan mantan kekasih Aini yang masih mencintainya. Bukan merasa senang, ia malah bingung ketika mendapatkan bunga tersebut. Pada dasarnya, Aini ingin menjaga jarak dengan pria itu, karena ia masih berusaha membujuk Aini untuk kembali ke pelukannya. Sedangkan Aini merasa tidak bahagia jika bersamanya karena ia terlalu mengatur kehidupan Aini. Itulah sebabnya, dengan mengatasnamakan keadilan dan kebebasan ia mengakhiri hubungan mereka yang telah berjalan hampir dua Tahun.
Sudah dua mingggu mereka putus dan sampai saat ini pria itu masih saja menganggap Aini sebagai pacarnya. Selalu mengirim SMS dengan menggunakan kata "sayang", emot peluk dan sebagainya dan itu membuat Aini semakin terpuruk karena ia merasa ia telah menyakiti orang yang benar-bernar mencintainya. Ia selalu berkeluh kesah dan menyalahkan keadaanya. Sepertinya ia begitu putus asa menghadapi masalah tersebut. Ia lelah dengan segala sandiwara yang dilakukan mantan kekasihnya untuk membuat Aini kembali ke pelukannya. Dan seluruh kisah tersebut membuat saya sadar, bahwa :
Sebenarnya mereka berdua saling timbal balik. Mungkin Tuhan sengaja mengirim pria itu sebagai sarana atau media untuk menguji Aini, seberapa sabarkah ia menghadapi masalah, seberapa dewasakah ia dalam menghadapi permasalahan dan mampukah ia memaparka keadilan tanpa membawa egonya. Begitu juga dengan pria itu, Tuhan mengirim Aini untuk menguji apakah pria itu mampu konsekuen atas semua tindakannya, seberapa dewasa ia dalam menyikapi kenyataanya. Jika kita menyalahkan keadaan, atau menyalahkan penyebab timbulnya masalah itu, sama artinya dengan kita menyalahkan Tuhan. Karena Tuhanlah yang berkehendak. Ia yang menuntun manusia untuk menimbulkan masalah. Kitalah masalanya dan kitalah solusinya.
Tuhan itu selera humornya tinggi. Ia membiarkan manusia hanyut dalam masalah untuk menguji mereka. Tetapi ia akan memberikan imbalan yang pantas berupa pelajaran hidup yang begitu berharga dan juga kebahagiaan apabila manusia dapat melewatinya.
0 comments:
Posting Komentar